SIARAN PERS
Jakarta, 30 Oktober 2024, PT Ingria Pratama Capitalindo Tbk (GRIA) berhasil membukukan pendapatan usaha yang meningkat 26,5% YoY dibandingkan periode yang sama di tahun lalu. Kenaikan pendapatan usaha ini dikarenakan meningkatnya penjualan unit rumah dan apartemen sebesar 15,2% YoY hingga September 2024. Seiring dengan peningkatan pendapatan usaha, GRIA juga berhasil mencatatkan pertumbuhan laba kotor sebesar 29,2% YoY atau dengan margin laba kotor sebesar 34,5%. Sejalan dengan pertumbuhan pendapatan dan laba kotor tersebut, GRIA juga mencatatkan peningkatan laba bersih sebesar 6,6% YoY hingga September 2024.
Berdasarkan segmen lokasi, proyek perumahan yang berlokasi di Kalimantan Timur memiliki kontribusi terbesar ke total pendapatan usaha Perseroan dengan kontribusi sebesar 72,2%. Pendapatan usaha area ini tumbuh sebesar 18,8% YoY ditopang oleh proyek Gria Mahakam City yang memiliki luas area sebesar 115 ha dengan perencanaan pembangunan rumah 5.311 unit. Selain itu, GRIA juga memiliki area proyek di Jawa Barat yang berkontribusi terbesar kedua setelah Kalimantan Timur, atau sebesar 23,5% ke total pendapatan usaha Perseroan. Pendapatan usaha segmen ini juga tumbuh sebesar 55,5% YoY didukung oleh proyek seperti Bukit Esma Cicalengka, Gria Panorama Cimanggung, The Valley of Esma, dan Gria Panorama Sumedang. Secara total, GRIA memiliki 8 proyek pada segmen yang berlokasi di Jawa Barat dengan total lahan seluas 45,6 ha dengan perencanaan pembangunan unit rumah sebanyak 4.167 unit.
Direktur Utama GRIA, H.K. Hakim Noor (Hakim) mengatakan kenaikan pendapatan usaha ini meningkat signifikan di tengah sentimen positif properti di tanah air. Meskipun sedang dalam fase investasi, GRIA masih dapat menjaga pertumbuhan kinerja yang berkelanjutan hingga September 2024. “Kami semakin optimis untuk dapat mencetak kinerja gemilang pada sisa waktu tahun 2024 dan ke depannya terutama dengan kesiapan landbank dan sumber daya manusia (SDM) kami. Saat ini, GRIA telah memiliki landbank seluas 140,8 ha dan sedang merencanakan pembangunan 7,918 unit rumah pada lahan tersebut. Adapun kesiapan landbank dan SDM tersebut telah kami peroleh salah satunya dengan pendanaan IPO yang telah dieksekusi pada tahun lalu,” jelas Hakim.
“Berbekal strategi investasi tersebut, GRIA dapat memenuhi permintaan rumah subsidi maupun nonsubsidi di tanah air dengan area yang strategis dan fasilitas yang lebih nyaman. Peluang GRIA juga masih terbuka lebar dengan kebijakan pemerintah yang akan membangun 3 juta rumah per tahun dan menaikkan anggaran sektor perumahan. Dengan anggaran ratusan triliun rupiah, program ini tidak hanya berpotensi meningkatkan sektor riil, tetapi juga memberikan kesempatan lebih besar bagi masyarakat untuk memiliki hunian layak, sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Untuk mendukung hal tersebut, kuota Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) naik dari sebelumnya ditargetkan 200 ribu menjadi 334 ribu, serta peluang diperpanjangnya tenor cicilan rumah subsidi dari 20 tahun menjadi hingga 40 tahun. Peluang juga semakin terbuka lebar dengan adanya rencana pemerintah untuk membangun rumah di atas tanah PT KAI. Di samping itu, pemerataan ekonomi dengan penguatan UMKM serta penyelesaian Ibu Kota Nusantara (IKN) yang akan diselesaikan pada pemerintahan baru juga menjadi peluang bagi GRIA. Dengan demikian, GRIA melihat seluruh katalis positif ini sebagai peluang yang semakin cerah bagi pengembang properti ke depannya,” terang Hakim.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Keuangan GRIA, Hugofeber Parluhutan juga menambahkan bahwa Perseroan juga berhasil menjaga rasio-rasio keuangan sesuai dengan ketentuan kredit yang telah disepakati bersama kreditur dengan rasio utang dan modal (DER) sebesar 0,08 kali serta rasio modal disetor dan utang sebesar 4,89 kali. Dengan rasio yang sehat ini, GRIA masih dapat meningkatkan kapasitas untuk mengembangkan landbank di masa depan, tentunya dengan menyesuaikan demand dan kebijakan rumah subsidi.
“Untuk menjaga keberlangsungan usaha, pada tahun ini, GRIA juga akan mulai fokus untuk mengembangkan perumahan nonsubsidi untuk menargetkan pasar di atas Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR), namun ingin memiliki rumah yang lebih baik. Kami melihat peluang yang besar untuk rumah nonsubsidi dengan katalis komposisi populasi usia muda yang mendominasi penduduk Indonesia,” tutup Hugo.
For further information:
Public Relations PT Ingria Pratama Capitalindo (“Ingria”)
Email: cosec@ingriagroup.com